KECEMASAN MAHASISWA AKIBAT COVID-19

Menghadapi Kecemasan Mahasiswa Akibat COVID-19

        Pandemi COVID-19 sudah menginfeksi 215 negara di seluruh dunia (WHO, 2020), termasuk Indonesia. Banyak universitas memutuskan untuk meniadakan perkuliahan di kelas karena kekhawatiran yang semakin meningkat mengenai COVID-19. Tindakan ini dapat menyebabkan konsekuensi psikologis negatif di kalangan mahasiswa, yaitu kecemasan. Sekitar 24,9% mahasiswa pernah mengalami kecemasan karena wabah COVID-19 ini (Cao, dkk., 2020). Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman dan langkah yang tepat untuk mengatasi kecemasan mahasiswa akibat COVID-19. Berikut beberapa info dan tips menangani kecemasan mahasiswa akibat COVID-19.


Tips mengatasi kecemasan mahasiswa akibat COVID-19 menurut American Psychological Association (2020):
  1. Praktekkan self-care (perawatan diri). Self-care dasar akan membuat sistem kekebalan kamu kuat dan cadangan emosional kamu penuh. Tidur yang cukup. Berolahraga secara teratur. Makan dengan baik. Coba aplikasi mindfulness. Cari tugas yang bisa kamu tunda atau cukup hilangkan dari daftar tugas kamu. 
  2. Temukan cara untuk fokus. Ketahuilah jangan menilai diri sendiri, lakukan saja yang terbaik yang kamu bisa. Tetapkan rutinitas. Bangunlah, tidurlah dan lakukan pekerjaanmu di waktu yang sama setiap hari. 
  3. Carilah dukungan sosial.  Untuk mengatasi keterasingan, berkomunikasilah bersama teman-teman sekamar atau lulusan sekolahmu melalui teknologi. 
  4. Temukan cara untuk mengelola kekecewaan. Berdukalah atas kehilangan itu, lalu susun ulang pendapatmu tentang peristiwa-peristiwa hidup ini. Pikirkan tentang bagaimana kamu dapat menghargai apa yang telah kamu raih. Pertimbangkan untuk membuat kembali acara-acara penting setelah aman. 
  5. Batasi konsumsi media kamu. Terlalu banyak berita, terutama media sosial, dapat menambah kecemasanmu. Untuk menghindari kecemasan, tetapkan batas pada konsumsi media dan penggunaan ponsel cerdasmu. 
  6. Fokus pada hal-hal yang dapat kamu kendalikan. Kenali bahwa kamu tidak dapat mengendalikan apa yang orang lain lakukan. Kamu hanya bisa mengendalikan pikiran, perasaan, dan perilaku kamu sendiri.




Referensi: 
American Psychological Association. (2020). Coping with COVID-19-related Stress as a Student. Diakses pada 09 Mei 2020, dari https://www.apa.org/topics/covid-19/student-stress
Cao, W., Fang, Z., Hou, G., Han, M., Xu, X., Dong, J., & Zheng, J. (2020). The psychological impact of the COVID-19 epidemic on college students in China. Psychiatry Research, 1-12. doi:10.1016/j.psychres.2020.112934
Lee, J. (2020). Mental health effects of school closures during COVID-19. The Lancet Child & Adolescent Health, 1. doi:10.1016/s2352-4642(20)30109-7
World Health Organization. (2020). Coronavirus disease (COVID-19) Pandemic. Diakses pada 09 Mei 2020, dari https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019
Zhai, Y., & Du, X. (2020). Addressing collegiate mental health amid COVID-19 pandemic. Psychiatry Research, 288, 1-2. doi:10.1016/j.psychres.2020.113003

Share this

Related Posts

Latest
Previous
Next Post »